• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak Kami
Mencerahkan Semesta
  • Beranda
  • Kolom
  • Memori
  • Obituari
  • Komentar
  • Profil
  • Info
  • Pojok Buya
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kolom
  • Memori
  • Obituari
  • Komentar
  • Profil
  • Info
  • Pojok Buya
No Result
View All Result
Mencerahkan Semesta
No Result
View All Result
Home Pojok Buya

Perdamaian: Kerinduan Abadi Manusia Semesta

Redaksi JIBPost by Redaksi JIBPost
Februari 28, 2022
in Pojok Buya
0 0
0

Ilustrasi: GEOTIMES

0
SHARES
106
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Perdamaian merupakan kerinduan abadi (perennial longing and desire) umat manusia yang hati nuraninya masih hidup dan berfungsi

Ahmad Syafii Maarif

Guru Besar Sejarah dan Pemikiran Islam

Di perkisaran abad ke-20 menuju abad ke-21, pada tahun 1998, Prof. Richard A. Falk, intelektual Yahudi anti Zionisme menulis peta kemanusiaan sejagat berikut ini:

Kedatangan milenium baru setidak-tidaknya mendorong imajinasi. Ia adalah sebuah alat penunjuk yang dilemparkan ke pantai di gelap malam sementara sungai sejarah mengalir dengan deras. Yang kita lihat tidak lebih dan tidak kurang hanyalah yang diizinkan imajinasi, terutama harapan-harapan kita yang terdalam dan kecemasan-kecemasan kita yang mengerikan. Berlalunya milenium ini mendorong kutub-kutub harapan [ke arah] yang serba beralawanan: berakhirnya dunia atau bermulanya sebuah harapan baru.

Lih. Just Commentary, No. 8 January 1998, hlm. 1

Dunia memang belum berakhir, tetapi perdamaian abadi juga masih jauh dari harapan, sementara sejak akhir 2019 muncul pula Covid-19 yang menebarkan maut di mana-mana serta memorak-porandakan lalu lintas internasional tanpa ampun.

Manusia dihadapkan kepada situasi yang mencekam. Arogansi kekuasaan yang ditunjukkan oleh mereka yang merasa hebat selama ini dengan senjata nuklir dan hartanya yang melimpah sekarang dipaksa untuk bertekuk lutut kepada virus yang tidak kasat mata ini. Manusia nyaris tak berdaya.

Akan tetapi, pertanyaan besarnya adalah: apakah dengan gempuran wabah ini umat manusia mau belajar agar lebih arif dan rendah hati dalam menjaga hubungan sesama, melemparkan jauh-jauh segala kesombongan dan kerakusan yang sekian lama telah menghancurkan pilar-pilar perdamaian, peradaban, dan persaudaraan semesta?

Adalah tokoh spiritual Hindu Mahatma Gandhi yang pernah memperingatkan dunia agar tidak berdamai dengan kerakusan: “The world has enough for everyone’s needs, but not enough for everyone’s greed.” Peringatan ini akan tetap relevan selama kerakusan dan kesombongan masih tetap dipertontonkan oleh mereka yang merasa serba lebih dalam segala hal, tetapi dengan menindas golongan yang terpinggirkan dan tak berdaya di bagian-bagian dunia lainnya.

Perdamaian merupakan kerinduan abadi (perennial longing and desire) umat manusia yang hati nuraninya masih hidup dan berfungsi, siapa pun mereka, apa pun latar belakang ras, agama, kultur, dan afiliasi politiknya. Tetapi di tangan mereka yang sudah kehilangan kepekaaan batiniah, cita-cita perdamaian telah lama dilemparkan ke dalam limbo sejarah. Naluri perang dengan segala persenjataan yang serba dahsyat tetap saja diproduksi sehingga dunia mau dijadikan ajang dan panggung untuk berkuah darah, untuk saling membunuh.

Bagaimana agama? Tergantung kepada penafsiran tuan dan puan. Jika penafsiran itu benar, jujur, dan otentik, agama bisa menjadi sumber perdamaian dan persaudaraan kemanusiaan, karena kemanusiaan itu tunggal. Tetapi jika pernafsiran itu palsu dan sarat dengan kepentingan duniawi, maka agama akan menjadi sumber malapetaka yang dapat meluluhlantakkan peradaban manusia. Pengalaman sejarah masa lampau tentang konflik antaragama yang berdarah-darah masih segar dalam ingatan kolektif kita semua.

Teolog Katolik Hans Küng sangat menekankan pentingnya dialog lintas agama, sebab tanpa itu, dunia tidak akan pernah aman:

No peace among the nations
without peace among the religions.
No peace among the religions
without dialogue between the religions 
No dialogue between the religions 
without global ethical standards.
No survival of our global without 
a global ethic, a world ethic, 
supported by both
the religious and the non-religious

(Lih. Hans Küng, Islam Past, Present & Future, tr. from the German by John Bowden. Oxford-England: Oneworld Publications, 2007, hlm. 661-662).

Saya tambahkan bahwa untuk melangkah ke arah cita-cita besar dan mulia ini, maka di samping kita tetap mengembangkan IQ (intellectual quotient) dan EQ (emotional quotient), ada kekuatan modal ketiga berupa SQ (spiritual quotient), sebagaimana digagas oleh James Redfield, Danah Zohar, dan Ian Marshall, misalnya. (Lih. Sukidi, New Age: Wisata Spiritual Lintas Agama. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001, hlm. 55-67 dan hlm. 136-143). Kekuatan SQ ini akan jauh lebih ampuh untuk mengembangkan kearifan dan persaudaraan global dibandingkan IQ dan EQ dalam upaya kita menciptakan perdamaian yang dirindukan itu.

Akhirnya, jika kita bertanya kepada Al-Qur’an tentang tujuan diciptakan-Nya berbagai agama, kultur, bangsa, dan suku bangsa, jawabannya adalah ini. Dalam surat al-Baqarah (2) ayat 148 kita baca maknanya: “Bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya yang ia menghadap kepadanya. Maka, berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.” (Lih. M. Quraish Shihab, Tafsîr al-Mishbâh. Jakarta: Lentera Hati, 2012, vol. 1, hlm. 423).

Kata kuncinya adalah: fastabiqū al-khairât (maka berlomba-lombalah kamu dalam berbuat kebaikan), bukan menebar kebencian dan menyulut sengketa dan peperangan yang menghanguskan peradaban yang telah dengan susah dibangun selama berabad-abad.

Semoga melalui Festival Senandung Perdamaian Internasional yang digagas oleh Prof. DR. dr. Nyoman Kertia, Sp.D., ini akan semakin menyadarkan kita semua bahwa perdamaian adalah suatu kerinduan abadi yang wajib kita perjuangkan terus menerus, tanpa lelah dan tanpa henti, betapa pun besarnya rintangan dan halangan yang harus dilalui dan dihadapi.

*Sambutan disampaikan pada Pembukaan Festival Senandung Perdamaian Internasional 2020/Gîtâ Śântih Nusântara 2020, pada Sabtu, 19 Desember 2020

Penyunting: Nirwansyah

Post Views: 221
Tags: Kerinduan Abadi Manusia SemestaKolom BuyaPerdamaianPerdamaian: Kerinduan Abadi Manusia Semesta
Previous Post

Pandemic Bond, Menambah Utang dengan Dalih Wabah Covid-19

Next Post

Terpenjara oleh Pikiran Sendiri

Next Post
Terpenjara oleh Pikiran Sendiri

Terpenjara oleh Pikiran Sendiri

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Recent Posts

  • PSIPP ITB AD Jakarta Gelar Pelatihan Amil Zakat untuk Korban Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak
  • LIRA, Benalu Ekonomi Bikin Kening Berkerut!
  • Mempertanyakan Ulang Peran Muhammadiyah di Ranah Digital
  • Dua Dekade MAARIF Institute, Komitmen Mengawal Visi Perjuangan Buya Syafii
  • Dua Dekade Maarif Institute, Sebuah Catatan dari Kaum Muda

Recent Comments

  1. Nur mengenai Menelisik Musabab Kesembuhan dari Covid-19
  2. Menelisik Musabab Kesembuhan dari Covid-19 - JIB Post - Mencerahkan Semesta mengenai Dokter Juga Manusia
  3. Ini Imbauan bagi Jemaah Haji di Madinah dan Makkah - JIB Post - Mencerahkan Semesta mengenai Jemaah Haji Mendapatkan Makanan Tiga Kali Sehari
  4. Membumikan Etika: Aktualisasi dan Pengelolaan - JIB Post - Mencerahkan Semesta mengenai Azyumardi Azra
  5. IMM Banjarbaru Gelar ILC, Optimalisasi Peran Mahasiswa dalam Pilkada – IMM BANJARBARU mengenai Call for Book Chapter: Setahun Pemerintahan Joko Widodo-Ma’aruf Amin
Mencerahkan Semesta

© 2022 - JIBPOST.ID - Jaringan Intelektual Berkemajuan

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak Kami

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kolom
  • Memori
  • Obituari
  • Komentar
  • Profil
  • Info
  • Pojok Buya

© 2022 - JIBPOST.ID - Jaringan Intelektual Berkemajuan

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In