• home baru
  • JIB Talks
  • JIBPost
  • Kirim Artikel
  • Kontak Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Penulis
  • Redaksi
  • Sample Page
  • Sample Page
  • Tentang Kami
JIB Post
No Result
View All Result
No Result
View All Result
JIB Post
No Result
View All Result
Home Obituari

Haji Agus Salim

Redaksi JIBPost by Redaksi JIBPost
Agustus 10, 2020
in Obituari
0 0
0
0
SHARES
0
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Guru Bangsa, Ahmad Syafii Maarif mengatakan, sebagaimana halnya Hatta kemudian, Salim adalah pembela yang gigih terhadap sistem sosialisme plus Tuhan. Tetapi Salim menyadari betapa terbelakangnya pemikiran para ulama dalam menghadapi masalah-masalah besar sebagai realitas zaman yang berubah dengan cepat.

Tokoh terkemuka asal Belanda, Prof. Schermerhorn, mengakui kecemerlangan intelektual Agus Salim. Seperti yang dikutip sejarawan Asvi Warman Adam (2004), Schermerhorn pernah berujar, “Orang tua yang sangat pandai ini seorang jenius dalam bidang bahasa, mampu berbicara dan menulis dengan sempurna dalam paling sedikit sembilan bahasa, mempunyai hanya satu kelemahan, yaitu selama hidupnya melarat.”

Snouck Hurgronje, yang berperan vital sebagai peletak dasar politik Islam pemerintah kolonial Hindia Belanda, sudah sejak lama mengamati Agus Salim, dan menilai Agus Salim sebagai intelektual muda yang cerdas, mempunyai pikiran yang tajam, dan keberanian yang luar biasa untuk ukuran orang Melayu.

Guru Bangsa, Ahmad Syafii Maarif mengatakan, sebagaimana halnya Hatta kemudian, Salim adalah pembela yang gigih terhadap sistem sosialisme plus Tuhan. Tetapi Salim menyadari betapa terbelakangnya pemikiran para ulama dalam menghadapi masalah-masalah besar sebagai realitas zaman yang berubah dengan cepat.

Menurut sejarawan terkemuka, Taufik Abdullah, “Ketika berpolitik adalah soal “panggilan”, entah dorongan idealisme nasionalitis, entah hanya pantulan dari hasrat batin lillahi ta’ala, adalah saat-saat ketika Salim bukan saja ikut terlibat, tetapi dengan sadar mengikatkan dirinya ke dalam partai polotik, sebuah organisasi sukarela yang membuat batas hipotesis dengan mereka yang berada di luarnya.”

“Haji Agus Salim menempatkan perjuangan kemerdekaaan dan pembetukan negara dalam kerangka pengabdian dan ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa… Maka sebagai insan beragama sudah seyogyanya negara sebagai ciptaan manusia disubkordinasikan permasalahannya pada agama dan lebih khusus pada kepercayaaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa” ungkap Prof Emil Salim.

Ridwan Saidi, menyimpulkan, “Ia (Agus Salim) adalah tokoh nasional yang memiliki secara sempurna kemampuan berpikir, memimpin, menulis, sekaligus berbicara.”

Jakob Oetama, Pendiri Kompas dan Presiden Direktur Kelompok Kompas-Gramedia menyebut Agus Salim dan para Bapak Bangsa lainnya unggul dalam pemikiran dan kecendekiawanan. Tokoh-tokoh itu dalam pemikiran dan pemahaman masalah-masalah besar kemasyarakatan tidak kalah dari para suku bangsa dan negara masa itu.

Moeslim Abdurrahman, Cendekiawan Muslim, menilai Agus Salim adaah sumur intelektualitas dan kearifan yang pernah kita miliki, tetapi sayangnya sering kita lupakan. Tugas para ilmuwan muda bangsa ini untuk menimbanya kembali, sebab intelektualitas Agus Salim telah dibuktikan lahir bukan dari spekulasi akademis, tetapi dari bagian lahirnya bangsa ini.

Haji Agus Salim lahir pada 8 Oktober 1884 di Kota Gadang, Sumatera Barat, dengan nama Musyudul Haq yang berarti ‘pembela kebenaran’. Haji Agus Salim belajar di sekolah dasar Belanda ELS (Europeese Lager School). Lulus pada 1897, dia bertolak ke Batavia untuk masuk ke Hogere Burger School (HBS), sekolah lanjutan yang sebenarnya hanya untuk orang-orang Eropa. Pada masa itu, sangat jarang melihat anak pribumi masuk ke sekolah Eropa. Ia lulus dari HBS dengan nilai paling tinggi di tingkat nasional, mengalahkan orang-orang Belanda saat berusia 19 tahun.

Ia ingin melanjutkan sekolah dokter di Belanda, tapi permohonan beasiswanya tidak diluluskan pemerintah Belanda, sementara keluarganya tak punya uang. Baru setelah R.A. Kartini mendengar berita mengenai Haji Agus Salim, Kartini memberi rekomendasi, pemerintah Belanda pun memberi beasiswa. Terlanjur meras tersinggung, Haji Agus Salim pun menolaknya.

Agus Salim memilih berangkat ke Jedah, Arab Saudi, untuk bekerja sebagai penerjemah di konsulat Belanda di kota itu antara 1906-1911. Di sana, dia memperdalam ilmu agama Islam dan mempelajari diplomasi. Beliau juga belajar beragam bahasa, seperti Belanda, Inggris, Jerman, Prancis, Arab, Turki, dan Jepang.

Pulang ke Indonesia, pada tahun 1915, Haji Agus Salim masuk ke dalam Serikat Islam (SI) pada masa kepemimpinan H.O.S. Cokroaminoto . Dalam waktu singkat, mereka menjadi kawan baik dan bekerja sama demi masa depan Indonesia.

Haji Agus Salim lantas dipercaya menggantikan Cokroaminoto di Volksraad pada 1922-1925. Di sini, beliau tak jarang bicara terbuka, keras, dan menantang. Seiring bergesernya gaya perjuangan SI ke arah non kooperatif, Agus Salim mundur dari Volksraad . Ia kemudian aktif di JIB (Jong Islamieten Bond) dan bekerja sebagai jurnalis.

Agus Salim kemudian menjadi anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Ia bahkan termasuk dalam tim kecil perumus Pembukaan UUD RI. Bersama Djajadiningrat dan Soepomo, ia juga menjadi penghalus bahasa dalam penyusunan batang tubuh UUD 1945. Haji Agus Salim merupakan tokoh pemberani yang pandai berargumentasi dengan cerdas sehingga Sukarno pun memberinya julukan The Grand Old Man. Setelah kemerdekaan, Agus Salim menjadi Menteri Luar Negeri pada beberapa kabinet.

Haji Agus Salim wafat dalam kesederhanaan pada 4 November 1954. Haji Agus Salim adalah pahlawan pertama yang dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Mohmmad Hatta menyanjung seniornya ini:

“Sikapnya yang tangkas itu memberikan garam dalam ucapannya. Biasanya terdapat dalam perdebatan atau tulisan yang menangkis serangan lawan atau dalam pertukaran pikiran yang berisikan lelucon. Di situlah terdapat apa yang dikatakan orang dalam bahasa Belanda: Salim op zijn best,” sanjung Hatta. (Berbagai sumber)

Post Views: 1
Tags: Agus Salim
Previous Post

Narasi Perempuan Masa Pandemi, Relevansi Gerakan Feminisme di Indonesia

Next Post

Husein Jayadiningrat

Next Post

Husein Jayadiningrat

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Recent Posts

  • Jelang Kepulangan Gelombang Kedua, Stafsus: Petugas Harus Tetap Fokus dan Semangat!
  • Menelisik Musabab Kesembuhan dari Covid-19
  • Kabinet DPP LIRA Resmi Dilantik, Presiden LIRA: LIRA Terus Konsisten Menjadi Jembatan Rakyat-Pemerintah
  • Amirul Hajj Gelar Rapat Evaluasi, Menag: Siapkan Haji 1444 H Sejak Awal
  • Maarif Institute Gelar Acara Halaqah Kebangsaan Mengenang dan Melanjutkan Warisan Buya Syafii Maarif

Recent Comments

  1. Lila S mengenai Wacana Penundaan Pemilu 2024, Azyumardi Azra: Mahasiswa dan BEM kok Diam Saja, Ini Menyedihkan dan Membahayakan
  2. Jenny Chatab mengenai Islam tentang Perbedaan Pendapat
  3. JIB Post - Mencerahkan Semesta JIB Post - Mencerahkan Semesta mengenai Buya Syafii: Mendewakan Seseorang Berdasarkan Keturunan adalah Perbudakan Spiritual
  4. JIB Post - Mencerahkan Semesta JIB Post - Mencerahkan Semesta mengenai Angkatan Muda Muhammadiyah Tingkat Pusat Tuntut GAR ITB Minta Maaf Soal Tuduhan Radikalisme Din Syamsuddin
  5. JIB Post - Mencerahkan Semesta JIB Post - Mencerahkan Semesta mengenai Azyumardi Azra: Abdsurd Melaporkan Din Syamsuddin Radikal

Archives

  • Juli 2022
  • Juni 2022
  • Mei 2022
  • April 2022
  • Maret 2022
  • Februari 2022
  • Januari 2022
  • Desember 2021
  • November 2021
  • Oktober 2021
  • September 2021
  • Agustus 2021
  • Juli 2021
  • Juni 2021
  • Mei 2021
  • April 2021
  • Maret 2021
  • Februari 2021
  • Januari 2021
  • Desember 2020
  • November 2020
  • Oktober 2020
  • September 2020
  • Agustus 2020

Categories

  • Info
  • JIB Talks
  • Kolom
  • Komentar
  • Memori
  • Obituari
  • Pojok Buya
  • Profil
  • Uncategorized
  • home baru
  • JIB Talks
  • JIBPost
  • Kirim Artikel
  • Kontak Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Penulis
  • Redaksi
  • Sample Page
  • Sample Page
  • Tentang Kami

© 2022 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • home baru
  • JIB Talks
  • JIBPost
  • Kirim Artikel
  • Kontak Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Penulis
  • Redaksi
  • Sample Page
  • Sample Page
  • Tentang Kami

© 2022 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
JIB Post